TfC0TpYpGSYoTfC8GSY8Gpd5Gi==
  • info.senyumanaknegeri@gmail.com
  • +62 857-4115-2955

Mengabdi dalam Keterbatasan : Kisah Pak Rusman dan Madrasah Nurul Huda

Dini hari yang masih diselimuti embun, usai menunaikan salat Subuh bersama para santri di Pesantren Kolong, kami Tim Senyum Anak Negeri memulai perjalanan menuju Kampung Copa. Medan yang menantang dengan tanah berlumpur sejauh empat kilometer tak menyurutkan langkah kami. Tujuan kami jelas: Madrasah Ibtidaiyah Swasta Nurul Huda, sebuah institusi pendidikan yang menjadi harapan bagi anak-anak di pedalaman.

Sesampainya di sana, kami disambut hangat oleh para tokoh masyarakat. Tak lama berselang, warga pun mulai berdatangan, siap sedia untuk bergotong royong. Agenda utama kami adalah memugar atap rumah Bapak Rusman Suryadi, Kepala Madrasah Nurul Huda, yang kondisinya sangat memprihatinkan. Kerusakan atap yang parah ini membuat penghuni rumah rentan terhadap terpaan hujan, sehingga perbaikannya menjadi prioritas utama.

Selain atap, dinding rumah juga mengalami kerusakan serupa. Namun, dengan pertimbangan logistik, perbaikan dinding disepakati untuk ditunda hingga musim kemarau tiba. Kondisi jalan yang berlumpur saat ini menghambat akses material bangunan, sehingga fokus utama kami adalah memastikan atap berfungsi optimal demi kenyamanan dan keamanan penghuni.

Saat kami tiba, Bapak Rusman sendiri belum ada di tempat. Beliau sedang dalam perjalanan mengambil air bersih, sebuah aktivitas rutin yang harus dilakukannya dengan menempuh jarak lebih dari tiga kilometer. Hal ini menggambarkan betapa terbatasnya fasilitas dasar di Kampung Copa, sebuah realitas yang tak mengurangi semangat juang Bapak Rusman dalam mengabdikan dirinya.

Tak lama kemudian, Bapak Rusman tiba, memanggul empat galon air menggunakan bambu. Sebuah pemandangan yang mengharukan, menunjukkan betapa besar pengorbanannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kami pun segera berdiskusi sejenak, membahas perkembangan pendidikan di Copa dan tantangan yang dihadapi.

Dalam kesempatan itu, Bapak Rusman tak lupa menyampaikan rasa terima kasihnya atas bantuan meja dan kursi dari YBM PLN dan Senyum Anak Negeri. Bantuan ini, meskipun terkesan sederhana, memiliki dampak besar bagi proses belajar mengajar di Madrasah Nurul Huda, memberikan fasilitas yang lebih layak bagi para siswa.

Bapak Rusman adalah seorang sarjana pendidikan yang memilih untuk kembali ke kampung halamannya, mengabdikan diri sepenuhnya demi pendidikan anak-anak di Copa. Ia tak gentar dengan gaji bulanan yang hanya dua ratus ribu rupiah, atau kondisi rumahnya yang rusak dan jauh dari kata layak. Dedikasinya sungguh luar biasa, di tengah ketiadaan listrik dan sulitnya akses sinyal di kampung tersebut.

Kisah Bapak Rusman adalah potret nyata pengabdian tanpa batas. Ia adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang berjuang di garda terdepan untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa, meski dalam keterbatasan yang ekstrem. Semangatnya menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus berkontribusi, sekecil apa pun, bagi kemajuan pendidikan di seluruh pelosok negeri.

0 Comments

Senyum Anak Negeri

SAN Peduli

Mari bersama ulurkan tangan dan peduli pada saudara kita di pelosok Indonesia yang masih belum merasakan keberuntungan yang sama dengan kita.

Form Donasi

Popup Image