TfC0TpYpGSYoTfC8GSY8Gpd5Gi==
  • info.senyumanaknegeri@gmail.com
  • +62 857-4115-2955

Pesantren Kolong : Lentera Harapan di Tanah Terpencil

Sore tanggal 9 November 2025, tim Senyum Anak Negeri (SAN) memulai perjalanan menuju Kampung Kolong di Desa Siru, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Tujuan awal kami adalah singgah sebentar di Pesantren Tahfidz Quran Kolong sebelum melanjutkan perjalanan ke Kampung Copa. Namun, akses menuju Kampung Kolong tidaklah mudah. Kami harus melewati jembatan miring 45 derajat dan jalan berbatu yang jauh dari kata layak. Hujan deras yang tiba-tiba mengguyur membuat jalan berubah menjadi lumpur pekat. Motor kami pun tak bisa bergerak karena lumpur lengket yang oleh masyarakat setempat disebut "tanah lilin" menempel kuat pada roda. Akhirnya, kami terpaksa kembali ke Pesantren Kolong, dengan santri-santri yang sigap mengangkat motor kami yang lumpuh.

Pesantren Tahfidzul Quran Kolong, yang didirikan oleh alumni An Nuaimy Jakarta, berdiri di sebuah kampung yang belum teraliri listrik negara. Meski begitu, keberadaan pesantren ini begitu dicintai masyarakat Kolong. Sambutan hangat terlihat saat kami tiba di aula pesantren yang terbuat dari anyaman bambu. Tokoh masyarakat menyambut kami dengan upacara adat dan menyerahkan seekor ayam putih, simbol tali kasih dan persaudaraan yang suci, kepada perwakilan SAN. Setelah itu, kami menikmati hidangan makan malam bersama ustadz dan tokoh masyarakat setempat.


Oase di Tengah Keterbatasan

Pesantren Kolong benar-benar menjadi oase bagi masyarakat sekitar. Hal ini terasa jelas dari cerita tokoh masyarakat dan anak-anak tentang pesantren tersebut. Salah seorang tokoh Kampung Kolong mengungkapkan bahwa berkat pesantren ini, kampung mereka kini dikenal luas bahkan hingga mancanegara. Meskipun listrik negara belum masuk, pesantren ini telah membawa kemajuan, seperti listrik panel surya dan kemudahan akses informasi.

Ketika kami bertanya kepada beberapa anak di sekitar pesantren, mereka dengan mantap menyatakan keinginan untuk menjadi santri di sana. Sungguh menakjubkan, pesantren yang berada di daerah serba terbatas ini mampu meluluskan santri penghafal 30 Juz Al-Quran dan mengirimkan alumninya untuk melanjutkan pendidikan di berbagai kota besar. Para ustadz pengajar pun merupakan lulusan perguruan tinggi dan pesantren ternama di Indonesia, yang mendedikasikan diri untuk mendidik anak-anak di Nusa Tenggara Timur.


Harmoni Kehidupan Pesantren

Kami akhirnya memutuskan untuk menginap di Pesantren Kolong dan merasakan langsung kehidupan di sana. Kejadian tak terduga terjadi saat tengah malam, kami terkejut mendapati banyak kambing berkeliaran di sekitar pesantren saat hendak ke toilet. Ternyata, setiap malam kambing dan sapi memang datang ke pesantren Kolong untuk ikut beristirahat. Di Manggarai Barat, hewan ternak memang banyak dibiarkan bebas di alam, meskipun masyarakat memiliki trik khusus untuk mengenali ternak masing-masing. Keberadaan hewan ternak, keterbatasan sinyal, ketiadaan listrik PLN, dan sulitnya akses jalan seolah telah berdamai dengan kehidupan para santri.

Pesantren Kolong memiliki santri dari berbagai daerah di Pulau Flores. Mereka berkontribusi kepada pesantren dengan memberikan sumbangan berupa beras, bukan uang. Bagi sebagian besar masyarakat, terutama di Kecamatan Lembor, beras lebih mudah didapatkan dari hasil pertanian mereka dibandingkan uang. Hebatnya lagi, pesantren ini tidak pernah memaksa santri untuk memberikan sumbangan; itu hanya berlaku bagi santri yang mampu. Tim Senyum Anak Negeri turut membantu dengan menyediakan aliran listrik melalui panel surya dan fasilitas toilet di pesantren ini.

0 Comments

Senyum Anak Negeri

SAN Peduli

Mari bersama ulurkan tangan dan peduli pada saudara kita di pelosok Indonesia yang masih belum merasakan keberuntungan yang sama dengan kita.

Form Donasi

Popup Image